Secara umum, histeria terhadap Agak Laen memperlihatkan bahwa film komedi lokal masih punya ruang besar di hati penonton. Antusiasme seperti ini pun dinilai sebagai pertanda positif bagi perkembangan industri perfilman dalam negeri.
Ke depan, publik menantikan apakah tren “Menyala pantiku” hanya sekadar euforia sesaat atau justru menjadi bagian dari sejarah dialog ikonik di dunia film Indonesia. Waktu akan menjawab, seiring terus berjalannya respons penonton di bioskop maupun di media sosial.
Catatan verifikasi: Artikel ini membahas fenomena respons penonton dan viralitas dialog secara umum berdasarkan pengamatan tren warganet. Data angka penonton, tanggal rilis, atau capaian resmi perlu diverifikasi langsung dari sumber resmi distribusi atau pihak bioskop.
