Meski menghadapi banyak tantangan, seperti saat Ambu Siti meninggal pada 1995 dan anaknya, Wawan Ernawan, harus meneruskan usaha ini, soto sadang tetap mempertahankan cita rasa autentik yang diwariskan.
Ketika pembangunan jembatan layang sempat membuat lokasi tempat sulit ditemukan, Wawan tetap bertahan. Menolak membuka cabang demi menjaga keaslian rasa dan tradisi keluarga. Keuletan ini membawa soto sadang tetap bertahan sampai sekarang.
Buat kamu yang penasaran, bisa langsung mampir ke daerah Sadang, Purwakarta dan cobain berbagai varian. Ada lima varian soto yang siap menggoyang lidah yaitu soto ayam, soto kaki sapi, soto babat, soto campur, dan soto daging. Semuanya menggunakan rempah pilihan yang bikin nagih.
3. Peuyeum bendul
Baca Juga:Liburan Keluarga Makin Seru di Garut Dinoland, Taman Dino Pertama di GarutTren Baru! 3 Prompt Eksperimen Edit Foto Bersama Nailong dengan Gemini AI
Camilan khas Purwakarta ini memang punya daya tarik sendiri. Bentuknya yang panjang, teksturnya kenyal, dan rasanya yang manis bisa bikin kamu ketagihan. Peuyeum bendul sudah ada sejak tahun 1940 dan menjadi bagian dari sejarah kuliner Sukatani, Purwakarta.
Keistimewaan peuyeum bendul ada pada proses fermentasinya yang memberikan cita rasa khas. Dibandingkan peuyeum biasa, teksturnya lebih lembut dan manisnya pas di lidah.
Selain bisa dinikmati langsung, camilan ini juga bisa dikreasikan dengan topping kekinian. Bahkan, peuyeum bendul semakin nikmat saat disantap bersama es krim atau kopi susu.
Kalau berkunjung ke Purwakarta, jangan lupa mampir ke Sukatani dan cicipi peuyeum bendul langsung dari tempat asalnya. Selain bisa menikmati kelezatannya di tempat, kamu juga bisa membawanya pulang sebagai oleh-oleh khas yang unik.
4. Manisan pala
Kalau berkunjung ke Purwakarta, jangan lupa mampir ke Desa Wanayasa, sekitar 25 km dari pusat kota menuju Ciater. Di sini, buah pala diolah menjadi manisan yang legendaris.
Di sekitar Situ Wanayasa, deretan penjual menawarkan dua jenis manisan pala yaitu basah dan kering, yang gak Cuma lezat tapi juga menyimpan banyak manfaat kesehatan.
Proses pembuatannya cukup sederhana. Untuk manisan kering, daging buah pala direndam air garam, dicuci, lalu dilapisi gula sebelum dijemur hingga manisnya meresap.
Baca Juga:Mengenal Julukan Garut ‘Swiss Van Java’, Ini Sejarahnya4 Rekomendasi Pantai Indah di Garut Selatan, Cocok Buat Tadabbur Alam
Sedangkan manisan basah melewati tahap fermentasi dalam larutan gula, menghasilkan cita rasa unik dengan air rendaman yang dipercaya bermanfaat bagi kesehatan. Dengan rasa segar dan khas, manisan pala ini menjadi oleh-oleh favorit wisatawan.