Kultum Singkat Tentang Nabi Muhammad SAW, Cocok Buat Referensi Ceramah

kultum singkat tentang nabi muhammad
Contoh kultum singkat tentang Nabi Muhammad SAW. Foto: Ilustrasi - mimbarjumat.com
0 Komentar

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Pertanyaannya kemudian, menyadarikah kita sebagai umat terbaik? Lantas di manakah sisi “terbaik” dan keistimewaannya?Imam at Thabari dalam tafsirnya juz 5 hal 673 menyatakan: Jika menilik lanjutan ayat tersebut, maka kriteria umat terbaik, selain beriman kepada Allah, adalah memiliki kewajiban amar ma’ruf-nahi mungkar, memerintah kebaikan dan melarang kemungkaran, yang dilekatkan kepada mereka. Andai umat terdahulu beriman, dan amar ma’ruf-nahi mungkar, niscaya mereka pun lebih baik dari umat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Artinya, jika kita lepas dari ciri-ciri tersebut, label umat terbaik bisa saja lepas dari diri kita. Bahkan, bukan mustahil bila kita menjadi umat yang sebaliknya. Demikian jika kita berkaca pada ayat tersebut dan sebagian tafsirnya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.

Di antara kekhususan dan keistimewaan yang dianugerahkan kepada umat Muhammad adalah bahwa Pertama, Allah menjadikan syariat Nabi Muhammad sebagai syariat yang paling ringan dan mudah. Sebagai contoh, shalat dari umat-umat terdahulu haruslah dilakukan di tempat tertentu yang khusus diperuntukkan shalat walaupun tempat itu jauh dari rumah penduduk.

Hal ini tentu sangat memberatkan dan menimbulkan kesulitan yang luar biasa bagi mereka. Akan tetapi penting untuk ditegaskan bahwa Allah tidak akan mewajibkan sesuatu yang tidak mampu mereka lakukan. Berbeda dengan syariat Nabi Muhammad SAW. Setiap tempat di mana pun kita berada di muka bumi ini asalkan tempat itu suci, dapat kita lakukan shalat di atasnya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Baca Juga:KHUTBAH JUMAT MAULID 1445 H: 6 Bukti Mahabbah kepada Rasulullah SAWKHUTBAH JUMAT MAULID 1445 H: 4 Sifat Teladan Mulia Rasulullah SAW

Pada syariat nabi-nabi terdahulu, seseorang yang ingin berwudhu lalu tidak menemukan air,maka shalatnya ditunda sampai ada air. Tidak ada syariat tayammum sebagai ganti dari wudhu seperti dalam syariat Nabi Muhammad. Pada sebagian syariat terdahulu, jika seseorang melakukan maksiat di malam hari, maka maksiat yang ia lakukan itu tertulis di pintu rumahnya pada siang harinya. Berbeda dengan kita sebagai umat Nabi Muhammad. Siapa pun di antara kita yang berbuat maksiat, maka tidak akan ada tanda khusus pada dirinya atau rumahnya setelah kita berbuat maksiat. Sebagian umat terdahulu, kadar zakat mal yang wajib mereka bayar adalah 25% dari harta yang mereka miliki. Sedangkan dalam syariat Nabi Muhammad, kadar zakat yang diwajibkan kepada kita dari emas dan perak hanyalah 2,5%. Puasa dalam syariat kita, waktunya dimulai dari terbitnya fajar sampai dengan terbenamnya matahari. Ini sangat ringan dibanding syariat puasa pada sebagian umat terdahulu yang berlangsung selama sehari semalam penuh tanpa makan dan minum. Sedangkan mengenai shalat, kita hanya diwajibkan melakukan lima waktu dalam sehari semalam namun masing-masing berpahala sepuluh. Pahala yang kita dapatkan dari lima shalat itu adalah lima puluh.

0 Komentar