KHUTBAH MAULID 2023: Keistimewaan Rasulullah SAW dan Umatnya

الحَمْدُ للهِ الْمَوْجُودِ أولا وأبَدًا بِلا مَكانٍ، وَالصَّلاةُ وَالسَّلَامُ الأتَمَّانِ الأَكْمَلانِ، عَلَى سَيْدِنَا مُحَمَّدٍ سَيْدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ، أَشْهَدُ أَنْ لا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيْدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ أَمَّا بَعْدُ فَيَايُّهَا الإِخْوَانِ أَوْصَيْكُمْ وَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي القُرْآنِ الكَريمُ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ : كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ المُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلَ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمْ الْفَاسِقُونَ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Marilah dalam kesempatan yang berbahagia ini, pada hari yang mulia ini, di tempat yang mulia ini, serta bulan maulid yang penuh keberkahan ini kita senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah Ta’ala. Dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan semampu kita. Karena hanya dengan taqwa lah kita semua berhak mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan haqiqi dan abadi di dunia ini sampai kelak di akhirat nanti.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Sebagaimana kita tahu bahwa umat Muhammad adalah umat yang paling baik dan paling mulia. Allah Ta’ala berfirman:

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ المُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ (آل عمران: ۱۱۰)

“Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia, karena kalian menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah dari kemungkaran serta beriman kepada Allah” (QS All ‘Imran: 110) Secara umum, ayat itu jelas ditujukan kepada umat Rasulullah SAW. Ayat tersebut dikuatkan dengan sabda Rasulullah SAW:

وَجُعِلَتْ أُمَّتِي خَيْرَ الْأُمَمِ

“Umatku dijadikan sebagai umat terbaik, (HR Ahmad).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Pertanyaannya kemudian, menyadarikah kita sebagai umat terbaik? Lantas di manakah sisi “terbaik” dan keistimewaannya? Imam at Thabari dalam tafsirnya juz 5 hal 673 menyatakan: Jika menilik lanjutan ayat tersebut, maka kriteria umat terbaik. Karena selain beriman kepada Allah, adalah memiliki kewajiban amar ma’ruf-nahi mungkar, memerintah kebaikan dan melarang kemungkaran, yang dilekatkan kepada mereka.

Andai umat terdahulu beriman, dan amar ma’ruf-nahi mungkar, niscaya mereka pun lebih baik dari umat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Artinya, jika kita lepas dari ciri-ciri tersebut, label umat terbaik bisa saja lepas dari diri kita. Bahkan, bukan mustahil bila kita menjadi umat yang sebaliknya. Demikian jika kita berkaca pada ayat tersebut dan sebagian tafsirnya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Di antara kekhususan dan keistimewaan yang dianugerahkan kepada umat Muhammad adalah bahwa:

Pertama, Allah menjadikan syariat Nabi Muhammad sebagai syariat yang paling ringan dan mudah.

Sebagai contoh, sholat dari umat-umat terdahulu haruslah dilakukan di tempat tertentu yang khusus diperuntukkan shalat walaupun tempat itu jauh dari rumah penduduk.

Hal ini tentu sangat memberatkan dan menimbulkan kesulitan yang luar biasa bagi mereka. Akan tetapi penting untuk ditegaskan bahwa Allah tidak akan mewajibkan sesuatu yang tidak mampu mereka lakukan. Berbeda dengan syariat Nabi Muhammad SAW. Setiap tempat di mana pun kita berada di muka bumi ini asalkan tempat itu suci, dapat kita lakukan shalat di atasnya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Pada syariat nabi-nabi terdahulu, seseorang yang ingin berwudhu lalu tidak menemukan air, maka shalatnya ditunda sampai ada air. Tidak ada syariat tayammum sebagai ganti dari wudhu seperti dalam syariat Nabi Muhammad.

Pada sebagian syariat terdahulu, jika seseorang melakukan maksiat di malam hari, maka maksiat yang ia lakukan itu tertulis di pintu rumahnya pada siang harinya. Berbeda dengan kita sebagai umat Nabi Muhammad.

Siapa pun di antara kita yang berbuat maksiat, maka tidak akan ada tanda khusus pada dirinya atau rumahnya setelah kita berbuat maksiat. Sebagian umat terdahulu, kadar zakat mal yang wajib mereka bayar adalah 25% dari harta yang mereka miliki.

Sedangkan dalam syariat Nabi Muhammad, kadar zakat yang diwajibkan kepada kita dari emas dan perak hanyalah 2,5% Puasa dalam syariat kita, waktunya dimulai dari terbitnya fajar sampai dengan terbenamnya matahari.

Ini sangat ringan dibanding syariat puasa pada sebagian umat terdahulu yang berlangsung selama sehari semalam penuh tanpa makan dan minum. Sedangkan mengenai sholat, kita hanya diwajibkan melakukan lima waktu dalam sehari semalam, namun masing-masing berpahala sepuluh. Pahala yang kita dapatkan dari lima shalat itu adalah lima puluh.

Subhanallah! Allah tidak hanya menurunkan syariat yang ringan dan mudah kepada umat ini. Lebih dari itu, Allah juga mengaruniakan pahala yang berlimpah kepada kita, umat Muhammad.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Keistimewaan Kedua, Nabi Muhammad lah orang yang pertama kali mengetuk pintu surga. Malaikat mengatakan:

بك أُمِرْتُ لَا أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

Khusus untukmu, aku diperintahkan untuk tidak membuka pintu ini kepada siapa pun sebelum engkau” (HR Muslim)

Dan umat Muhammad SAW adalah umat pertama yang masuk ke dalam surga. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

نَحْنُ الْآخِرُونَ السَّابِقُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ)

“Kita adalah umat yang terakhir, akan tetapi kitalah golongan yang pertama kali masuk ke dalam surga pada hari kiamat (HR al-Bukhari).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Walhasil, demikian Allah melalui syar’at-Nya memperlakukan umat Nabi Muhammad secara istimewa bila dibandingkan dengan perlakukan Allah kepada umat-umat terdahulu. Ada kemudahan dan keringanan dalam syariat Islam yang dibawa oleh Rasulullah. Ada keistimewaan kepada umatnya dibandingkan umat terdahulu, sehingga menjadi umat yang pertama masuk surga.

Atas semua itu maka selayaknya bila kita sebagai umat Nabi Muhammad, bersyukur kepada Allah dengan melakukan ketaatan dan ketakwaan, berterima kasih kepada Rasulullah dengan rajin membaca sholawat, menghidupkan sunahnya, mengikuti akhlak mulianya. Bukan justru dengan melakukan berbagai kemaksiatan dan dosa sehingga membuat Allah tidak ridha dan membuat Nabi Muhammad kecewa. Waliyadzu billah.

Semoga dengan momentum bulan maulid, bulan Rabiul Awal, bulan kelahiran Rasulullah ini, Allah Taala memberi kekuatan kepada kita untuk menghindari perbuatan-perbuatan maksiat yang bisa membuat Allah dan Rasulullah tidak ridho, dan Allah memberi ketabahan kepada kita untuk menghidupkan sunah-sunah Rasul Nya dan meniru akhlak mulianya.. Amin… amin ya rabbal ‘alamin.

بَارَكَ الله لي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةٍ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ

وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ

Khutbah kedua

الْحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَأُصَلَّيْ وَأَسَلَّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَ الوفا أمَّا بَعْدُ فيَا أَيُّهَا المُسْلِمُونَ أَوْصِيكُمْ وَنَفْسِي بتقوى اللهِ العَلِي الْعَظِيمِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أمركم بأمر عظيم أمركم بالصلاة والسلام على نبيه الكريم فقال تعالى: إِنَّ اللَّهَ وَمَلا نكته يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِي يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسلموا تسليماء اللَّهُمَّ صَلَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِ سَهْدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَبَارِك عَلَى سَيِّدِنَا محمد وعلى آل سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كما باركت على سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، إِنَّ الْعَالَمِينَ

إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا البلاة والغلاء والوناء والفحشاء والمنكر والبغي والسيوف المخيفة والشَّدائِدَ والمخن، مَا ظَهَرَ منها وما بطن مِنْ بَينَا هَذا خاصة ومن بلدان المسلمين عامة، إنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ . رَبَّنَا ظلمنا انفسنا وإن لم تفيز لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين زلنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الأجرة حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ … إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَابْنَاء ذي القرني وينهى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالمُنكَرِ وَالبَغي لعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يَذكَرَكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى بَعْمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ .

Leave a Comment