MIMBARJUMAT.COM – Haul Guru Sekumpul menjadi salah satu tradisi keagamaan terbesar di Indonesia yang setiap tahunnya menyedot perhatian jutaan umat.
Kegiatan ini digelar di Martapura, Kalimantan Selatan, sebagai bentuk penghormatan dan doa untuk Tuan Guru KH Muhammad Zaini Abdul Ghani Al Banjari, ulama yang lebih dikenal dengan sebutan Guru Sekumpul.
Abah Guru Sekumpul dikenal luas sebagai ulama Banjar yang memiliki pengaruh besar, tidak hanya di Kalimantan Selatan, tetapi juga di berbagai daerah Nusantara hingga mancanegara. Keteladanan, keilmuan, dan akhlaknya membuat beliau selalu dirindukan.
Tak heran, setiap peringatan haul selalu dipadati lautan jemaah yang datang dengan penuh cinta dan penghormatan.
Setiap tahun, pusat kegiatan haul dipusatkan di Musala Ar-Raudhah, Martapura. Beberapa hari sebelum puncak acara, jemaah dari berbagai daerah mulai berdatangan bahkan rela menempuh perjalanan jauh demi menghadiri momen spiritual ini.
Kapan Haul Guru Sekumpul 2026?
Haul Guru Sekumpul selalu diperingati setiap tanggal 5 Rajab, bertepatan dengan wafatnya Abah Guru Sekumpul pada 5 Rajab 1426 H atau 10 Agustus 2005. Tanggal ini menjadi momen penting bagi jemaah untuk mengenang perjuangan dan ajaran sang ulama.
Menariknya, tahun 2025 tercatat sebagai periode istimewa dalam sejarah haul. Perbedaan siklus kalender Hijriah yang lebih singkat dibanding kalender Masehi membuat tanggal 5 Rajab terjadi dua kali dalam satu tahun Masehi.
- Haul ke-20 berlangsung pada 5 Januari 2025 (5 Rajab 1446 H).
- Haul ke-21 diperkirakan jatuh pada akhir Desember 2025 (5 Rajab 1447 H).
Hingga kini, belum ada pengumuman resmi dari pihak ahli waris maupun panitia Musala Ar-Raudhah terkait waktu pasti pelaksanaan Haul ke-21 ini. Namun, merujuk kalender Masehi Kementerian Agama, 5 Rajab 1447 H diperkirakan jatuh pada 25 Desember 2025.
Sementara itu, Haul Guru Sekumpul 2026 juga diperkirakan berlangsung pada Desember 2026. Meski demikian, tanggal tersebut masih bersifat perkiraan karena penanggalan Hijriah dapat bergeser.
Pengumuman resmi biasanya disampaikan mendekati hari pelaksanaan oleh pihak shohibul haul atau panitia Musala Ar-Raudhah. Jemaah pun diimbau untuk rutin memantau kanal informasi resmi.
Rute Jalur Jemaah Haul Guru Sekumpul
Untuk mengatur kelancaran arus kedatangan jemaah dari berbagai daerah, panitia membagi rute kedatangan menjadi tiga jalur utama yang ditandai dengan warna yang berbeda. Pembagian ini disesuaikan dengan daerah asal jemaah.
Jalur Kuning diperuntukkan bagi jemaah yang datang dari wilayah:
- Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan)
- Kotabaru (Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan)
- Pelaihari (Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan)
- Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan)
- Kiram (Kabupaten Banjar)
- Cempaka (Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan)
Jalur Merah digunakan oleh jemaah yang berasal dari:
- Kota Banjarmasin
- Kota Banjarbaru
- Kabupaten Barito Kuala
- Kecamatan Gambut
- Sungai Tabuk
Jalur Biru dikhususkan bagi jemaah dari wilayah:
- Barabai (Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan)
- Muara Teweh (Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah)
- Tamiang Layang (Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah)
- Ampah (Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah)
- Buntok (Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah)
- Pugaan (Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan)
- Kandangan (Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan)
- Amuntai (Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan)
- Muara Harus (Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan)
- Banua Lawas (Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan)
- Tanjung (Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan)
- Kelua (Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan)
- Balangan (Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan)
- Kabupaten Tapin (Kalimantan Selatan)
Dengan pengaturan jalur yang terstruktur, panitia berharap pelaksanaan haul dapat berlangsung tertib, aman, dan nyaman.
Lebih dari sekadar agenda tahunan, Haul Guru Sekumpul menjadi simbol kerinduan, persatuan, dan kecintaan umat kepada ulama yang telah memberikan cahaya bagi banyak generasi.