Superbank IPO: Seberapa Aman Bank Digital yang Fokus UMKM Ini?

superbank apakah aman
Superbank IPO: Seberapa Aman Bank Digital yang Fokus UMKM Ini? Foto: screenshot cnnindonesia.com - mimbarjumat.com
0 Komentar

MIMBARJUMAT.COM – Transformasi dunia perbankan digital di Indonesia terus bergerak cepat dan Superbank menjadi salah satu pemain yang kini mencuri perhatian. Bank yang sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Fama International ini resmi berganti identitas menjadi PT Super Bank Indonesia pada 2023, menandai langkah serius menuju layanan keuangan digital yang lebih inklusif.

Dengan satu kantor pusat dan dua kantor cabang yang berada di Jakarta dan Bandung, Superbank memfokuskan layanannya pada segmen UMKM dan ritel. Melalui pendekatan digital, bank ini menawarkan solusi pengelolaan keuangan serta akses pinjaman yang diklaim lebih sederhana, transparan dan fleksibel kebutuhan yang semakin relevan di tengah dinamika ekonomi digital.

Pertanyaan yang kerap muncul dari masyarakat adalah “apakah Superbank aman?”. Dari sisi regulasi, Superbank berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia serta terdaftar sebagai peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Artinya, dana nasabah tetap berada dalam kerangka perlindungan yang sama seperti bank-bank lain di Indonesia.

Baca Juga:Motor Listrik Murah Meriah, Alternatif Transportasi Hemat dan Ramah Lingkungan!iPhone Air Hadir sebagai iPhone Paling Tipis, Ini Spesifikasi dan Harganya!

Kepercayaan pasar terhadap Superbank juga tercermin dari langkah korporasi terbarunya. Bank berkode saham SUPA ini tengah melangsungkan penawaran umum perdana (IPO) dengan target dana segar mencapai Rp 2,79 triliun.

Sebanyak 4,4 miliar saham setara 13% dari modal ditempatkan dilepas ke publik dengan harga penawaran Rp 635 per saham. Proses IPO dijadwalkan berlangsung hingga 15 Desember 2025, dengan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada 17 Desember 2025.

Dari sisi valuasi, SUPA dinilai cukup kompetitif di antara bank digital lainnya. Price to Book Value (PBV) Superbank berada di level 2,64 kali, lebih rendah dibandingkan Bank Jago (ARTO) dan Allo Bank Indonesia (BBHI) yang masing-masing memiliki PBV 3,3 kali dan 4,3 kali. Meski demikian, valuasi SUPA masih berada di atas Bank Neo Commerce (BBYB) yang memiliki PBV sekitar 1,5 kali.

Jika melihat kekuatan aset, Superbank menempati posisi ketiga di jajaran bank digital dengan total aset mencapai Rp 17,7 triliun. Posisi teratas masih dipegang ARTO dengan aset Rp 34,5 triliun, disusul BBYB sebesar Rp 18,4 triliun. Menariknya, SUPA berhasil melampaui BBHI yang memiliki aset Rp 16,6 triliun.

0 Komentar