MIMBARJUMAT.COM – Film “Agak Laen” kembali menunjukkan kekuatan film dalam negeri untuk menjadi pemain utama di pasar domestik. Di tengah persaingan ketat dengan film internasional dan maraknya tontonan digital, respons penonton yang mencapai jutaan orang membuktikan bahwa industri perfilman Indonesia tetap memiliki peluang besar dan masyarakat masih menginginkan tontonan yang akrab dengan kehidupan mereka.
Semangat ini tercermin dari penuhnya gedung bioskop, diskusi yang hangat di platform daring, hingga rekomendasi langsung dari satu penonton ke penonton lain yang tersebar luas.
Diproduksi oleh Imajinari, film yang dirilis pertama kali pada 27 November 2025 ini langsung menuai sorotan dengan meraih 272.846 penonton di hari pembukaannya.
Baca Juga:Wajib Tahu Jadwal Ganjil Genap Jakarta 2025, Simak Aturan dan Lokasi Terbaru!Menarik! Simak Rekomendasi Serial di Netfix Terbaru 2025
Menurut data Cinepoint, “Agak Laen: Menyala Pantiku!” telah diputar di lebih dari 80 ribu layar bioskop. Film yang disutradarai Muhadkly Acho ini melampaui kesuksesan film pertama serial tersebut, yang butuh 16 hari untuk mencapai angka 5 juta penonton.
Kesuksesan “Agak Laen” didorong oleh alur cerita yang sederhana namun menyentuh kenyataan hidup penonton. Sentuhan komedi yang lahir dari budaya Indonesia, percakapan yang mengalir alami, serta tokoh-tokoh yang mudah diingat membuat penonton merasa terhubung sejak awal film.
Daripada mengandalkan tontonan visual yang megah, film ini lebih mengutamakan narasi yang kuat, ketepatan waktu dalam komedi, dan kedekatan antar-pemain yang telah dikenal luas melalui berbagai karya hiburan. Hal ini menciptakan kesan bagi penonton seolah-olah melihat potongan keseharian mereka yang dihadirkan dengan cara yang lebih menarik.
Pencapaian angka penonton yang sangat besar ini menjadi pesan berharga bagi dunia perfilman lokal. Produser dan pembuat film kini memiliki bukti nyata bahwa karya yang terinspirasi dari kehidupan, kelucuan, dan persoalan khas masyarakat Indonesia tetap memiliki tempat di hati penonton bioskop. Kesuksesan “Agak Laen” diharapkan dapat mendorong terciptanya lebih banyak film yang percaya diri menonjolkan ciri khas Indonesia tanpa ragu bersaing dengan film luar negeri.
Bagi pengelola bioskop, peningkatan minat terhadap film lokal ini juga menegaskan bahwa pengaturan jadwal yang seimbang dan strategi pemasaran yang efektif dapat secara langsung mendongkrak penjualan tiket.
