MIMBARJUMAT.COM – Langit malam Indonesia kembali dihiasi oleh fenomena astronomi yang memukau, yakni penampakan Supermoon Cold Moon. Fenomena ini menyebabkan bulan purnama tampak lebih besar dan bercahaya lebih terang dari biasanya, mengundang decak kagum masyarakat dari berbagai wilayah. Kejadian langka ini tidak hanya menjadi perhatian kalangan astronom, tetapi juga menarik minat publik untuk menyaksikan langsung atau mengabadikan momen tersebut melalui lensa kamera.
Memahami Dua Istilah dalam Satu Fenomena
Fenomena yang terjadi merupakan perpaduan dari dua peristiwa astronomis: Supermoon dan Cold Moon.
Supermoon terjadi ketika fase bulan purnama bertepatan dengan posisi bulan berada di titik terdekat dengan Bumi (perigee). Orbit bulan yang berbentuk elips menyebabkan jaraknya dari Bumi berubah-ubah. Saat di perigee, jarak bulan bisa berkisar sekitar 356.500 kilometer dari Bumi. Kondisi ini membuat diameter bulan tampak sekitar 14% lebih besar dan cahayanya sekitar 30% lebih terang dibandingkan ketika bulan berada di titik terjauh (apogee).
Baca Juga:Simak Kumpulan Doa Beserta Artinya untuk Orang Sakit Sesuai Ajaran Rasulullah!Siap-Siap! Spotify Wrapped 2025 Segera Hadir, Simak Panduan Lengkapnya
Sementara itu, Cold Moon adalah nama tradisional yang diberikan oleh suku-suku asli Amerika, khususnya Algonquin, untuk bulan purnama yang terjadi di bulan Desember. Nama ini merujuk pada datangnya musim dingin di belahan bumi utara. Meski Indonesia tidak mengalami musim dingin, istilah ini tetap digunakan secara internasional untuk menyebut purnama Desember. Di Indonesia, fenomena ini justru sering kali bertepatan dengan awal musim hujan.
Penampakan dan Waktu Pengamatan di Indonesia
Berdasarkan data perhitungan astronomi, fenomena Supermoon Cold Moon Desember ini mencapai puncaknya ketika bulan berada tepat di posisi perigee. Menurut informasi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), yang kini menjadi bagian dari BRIN, bulan akan mencapai fase purnama penuh pada jarak yang sangat dekat dengan Bumi. Pada puncaknya, bulan bisa terbit sejak senja hari dan terlihat sepanjang malam hingga fajar, dengan kondisi paling optimal saat bulan berada di dekat horizon. Saat itu, ilusi optik membuat bulan tampak luar biasa besar.
Fenomena ini dapat disaksikan dengan mata telanjang dari seluruh wilayah Indonesia, asalkan kondisi cuaca mendukung dan langit bebas dari awan. Lokasi dengan polusi cahaya minimal, seperti daerah pedesaan, pegunungan, atau pantai yang jauh dari perkotaan, akan memberikan pemandangan yang jauh lebih dramatis dan jelas.
