Bahkan ada sebuah desa yang terletak di dataran tinggi di perbukitan dengan lembah curam, yaitu desa Nagari Sumpur Kudus, Kecamatan Sumpur Kudus, Sumatera Barat.
Saat Deki masih dalam misi pencariannya, ia perlu menempuh perjalanan selama tiga jam penuh kesulitan di tengah hutan hujan itu, sebelum akhirnya menemukan sang bunga langka.
“Dalam perjalanan kami banyak mengalami kendala, karena treknya lumayan sulit. Kami harus mendaki bukit dengan kemiringan permukaan 90 derajat, menyeberangi tiga sungai. Dan yang membuat kami sempat berdebar itu karena kami harus melintasi air terjun dan permukaan batuannya mudah lepas,” cerita Deki, seperti dilansir Detik.
Surga Keanekaragaman Hayati
Baca Juga:Shell Super Masih Kosong, Vivo dan BP Sudah Jual BBM RON 92Ramalan Cinta Capricorn 26 November 2025: Saatnya Menyeimbangkan Ambisi dengan Hati!
Kawasan ini juga dikelola menjadi perhutanan sosial, yang mana hak kelola diberikan kepada masyarakat. Termasuk bagian dari 199 kawasan perhutanan di Sumatera Barat dengan luas 271.745 hektar.
Hutan Hiring Batang Sumi menjadi rumah bagi aneka ragam flora eksotis khas hutan hujan tropis. Perlu diacungi jempol potensi hasil hutan bukan kayunya dengan keragaman hayati di sana.
Mengingat tempat ini adalah surga keanekaragaman hayati, sejak tahun 2018 masyarakat desa Sumpur Kudus aktif melakukan konservasi untuk menjaga kelestarian hutan. Misalnya dengan mengelola panen rotan dan melakukan pembibitan.
Rumahnya Harimau
Selain baru-baru ini menjadi rumah bagi tumbuhan langka Rafflesia Hasseltii, hutan di Sumpur Kudus ini juga habitat Harimau Sumatera. Bahkan, saat tim peneliti tengah melakukan perjalanan, mereka sempat melintasi wilayah rumah harimau tersebut.
“Rafflesia hasseltii ditemukan di kawasan yang menjadi habitat harimau Sumatera. Jadi selain melakukan pencarian kami juga memperkuat insting, hati-hati kalau berpapasan dengan harimau sumatera,” tambah Deki.***
