HSN 2025: Ketika Etika Media dan Peran Santri Bersinggungan

hari santri nasional 2025
Hari Santri Nasional (HSN) 2025. Foto: Dok. Kemenag - mimbarjumat.com
0 Komentar

MIMBARJUMAT.COM – Hari Santri Nasional (HSN) yang diperingati setiap 22 Oktober merupakan momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk mengenang jasa para santri dalam perjuangan kemerdekaan serta membangun karakter bangsa yang berlandaskan nilai keislaman dan kebangsaan.

Peringatan ini bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi juga pengingat bahwa peran santri sangat strategis dalam menjaga keutuhan negara, mempromosikan nilai-nilai moral, serta membentuk generasi yang berakhlak dan berilmu.

Pada tahun 2025, tema Hari Santri Nasional yang diusung adalah “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia,” yang menekankan semangat santri sebagai garda terdepan dalam menyeimbangkan antara tradisi keagamaan dan tantangan modernisasi global.

Baca Juga:KDM Ancam Sekda Jabar Soal Deposito Rp4,1 Triliun: Bapak Berbohong, Saya BerhentikanNomor Darurat di Dalam Alquran, Simpak Baik-baik

Tema ini relevan karena saat ini bangsa Indonesia menghadapi era digital dan globalisasi yang membawa pengaruh besar terhadap pola pikir dan perilaku generasi muda.

Santri, dengan latar pendidikan pesantren yang kental dengan nilai-nilai moral, keagamaan, dan nasionalisme, menjadi figur penting untuk menanamkan kesadaran berbangsa dan bernegara pada generasi muda.

Namun, di tengah semarak peringatan HSN 2025, muncul fenomena yang menarik sekaligus kontroversial terkait dunia media, yaitu tayangan program “Xpose Uncensored” yang disiarkan oleh Trans7 pada 13 Oktober 2025.

Tayangan ini menjadi sorotan publik karena menampilkan segmen yang dianggap menyinggung salah satu pondok pesantren terkenal, yaitu Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.

Tayangan tersebut memunculkan reaksi keras dari masyarakat, khususnya para santri, alumni pesantren, dan keluarga besar Lirboyo, karena dianggap tidak sensitif terhadap nilai-nilai agama dan etika pesantren.

Kontroversi ini memunculkan perdebatan mengenai batasan kebebasan pers dan tanggung jawab media dalam memberitakan hal-hal yang berkaitan dengan lembaga keagamaan.

Kejadian ini menekankan pentingnya etika dalam penyiaran media. Media memiliki peran strategis dalam membentuk opini publik dan mempengaruhi persepsi masyarakat, sehingga penyampaian informasi harus dilakukan dengan penuh pertimbangan.

Baca Juga:Memburu Permadani Hijau: Inilah Waktu Terbaik Menyaksikan Keindahan Terasering Panyaweuyan MajalengkaLiburan Hemat di Kota Angin: 3 Destinasi Wisata Majalengka yang Murah Meriah

Dalam kasus Trans7, pihak stasiun televisi kemudian mengakui adanya keteledoran dalam proses penayangan dan menyampaikan permintaan maaf resmi kepada keluarga besar Pondok Pesantren Lirboyo.

Permintaan maaf ini menjadi langkah yang penting karena menunjukkan kesadaran media akan tanggung jawab moralnya.

0 Komentar