MIMBARJUMAT.COM – Terasering Panyaweuyan, sebuah mahakarya alam di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, menawarkan pemandangan terasering sawah yang melingkari punggung bukit di kaki Gunung Ciremai.
Keindahannya begitu memukau hingga sering disamakan dengan pemandangan di Ubud, Bali.
Namun, untuk menangkap momen keajaiban permadani hijau ini, Anda perlu mengerti satu hal: kuncinya terletak pada siklus tanam petani.
Baca Juga:Liburan Hemat di Kota Angin: 3 Destinasi Wisata Majalengka yang Murah MeriahWisata di Palutungan Kuningan, Daya Tarik untuk Liburan di Kaki Gunung Ciremai
Mengetahui siklus tanam petani dapat membuat Anda merencanakan waktu berkunjung terbaik ke Terasering Panyaweuyan.
Kapan Terasering Panyaweuyan Hijau?
Pesona Panyaweuyan sangat tergantung pada tanaman yang dibudidayakan, yang mayoritas adalah bawang. Agar kunjungan Anda tidak berakhir pada pemandangan tanah cokelat kosong,
Anda harus membidik waktu pertumbuhan tanaman yang paling subur.
Para petani di sini umumnya memulai masa tanam mereka pada bulan November. Ini berarti, waktu terbaik untuk menyaksikan Panyaweuyan berada di puncak keelokannya adalah sekitar pertengahan Desember hingga bulan Januari.
Pada periode ini, tanaman bawang sudah tumbuh lebat, menciptakan hamparan hijau yang tebal, merata, dan sangat memanjakan mata. Ini adalah waktu emas yang paling dicari para wisatawan dan fotografer.
Sebaliknya, Anda perlu berhati-hati mengunjungi lokasi tepat setelah masa panen, yang biasanya terjadi sekitar akhir Januari atau periode lain tergantung kondisi cuaca.
Di masa tersebut, lahan akan kembali kosong, menunggu masa tanam berikutnya. Oleh karena itu, jika Anda menginginkan pemandangan hijau ikonik, pastikan Anda mengecek kembali kondisi terbaru sebelum berangkat, sebab jadwal tanam bisa bergeser.
Menikmati Momen Magis: Jam Terbaik dalam Sehari
Waktu paling magis di Panyaweuyan adalah subuh hingga pagi hari, sekitar pukul 05.00 hingga 10.00 WIB.
Baca Juga:Majalengka Kota Terpanas di Indonesia, Suhu Bisa Tembus 37,6 Deranjat CelciusGenosida Sunyi di Nigeria dan Buta Selektif Dunia Modern
Datanglah sebelum matahari terbit untuk menyaksikan momen sunrise yang spektakuler. Sinar emas matahari akan perlahan menyinari kontur bukit berundak, menciptakan golden light yang sempurna untuk fotografi. Udara pagi hari di kaki Gunung Ciremai ini sangat sejuk, bahkan cenderung dingin.
Bagi yang tidak sempat menikmati sunrise, Panyaweuyan juga menawarkan keindahan matahari terbenam (sunset) di sore hari. Sekitar pukul 15.00 hingga 18.00 WIB, suasana menjadi tenang dengan gradasi warna langit yang dramatis, cocok untuk bersantai sambil menikmati secangkir kopi hangat.