Pewaris dan Perintis dalam Sudut Pandang Psikologi Islam, Beda Tantangannya

pewaris dan perintis
Pewaris dan perintis memiliki tantangan masing-masing. Berikut sudut pandang psikologi Islam. Foto: PPTI Indonesia/Ig - mimbarjumat.com
0 Komentar

MIMBARJUMAT.COM – Pewaris dan perintis menjadi perbincangan di era media sosial karena ekspos konten dari kedua sisi tersebut. Bagaimana sudut pandang psikologi Islam terhadap hal ini? Apa yang menjadi tantangan dari pewaris dan perintis?

Pewaris dan perintis tentu menghadapi tantangan dan situasi yang berbeda. Satu sisi menghadapi tantangan karena harus memulai segala sesuatu dari nol.

Sementara pewaris, mungkin tantangannya adalah dari sisi penerusan usaha dan warisan baik materil maupun imateril.

Baca Juga:Dulu Patrick Kluivert Jadi Anak Buahnya, Kini Louis van Gaal yang Turun Gunung Latih Indonesia?Louis van Gaal Latih Indonesia? Senin Ini akan Sampaikan Berita Besar

Beban pewaris juga tidak enteng karena ada ekspektasi dari keberlanjutan usaha hingga perbandingan antar generasi.

Psikologi Islam memandang baik pewaris maupun perintis akan tetap diuji oleh maslah, tekanan dan ketidakpastian.

“Yang membedakan adalah siapa yang punya daya tahan lebih kuat,” demikian disarikan dari PPTI Indonesia, Biro Psikologi Pendekatan Tokoh Islam.

Dalam psikologi barat, daya tahan disebut dengan adversity quotient. Sementara versi psikologi Islam yakni;

  • Sabar: Keteguhan dalam ujian
  • Mujahadah: Tekad untuk melawan hawa nafsu dan rasa masal
  • Tawakkal: Menyrahkan hasil kepada Allah setelah ikhtiar maksimal

Dikutip dari berbagai sumber, sabar sendiri dibagi dalam 3 hal. Yakni, sabar dalam ketaatan. Hal ini terkait kemampuan menahan diri dan tetap istikamah dalam menjalankah perintah Allah.

Kedua, sabar dalam menjauhi maksiat. Yakni, kemampuan diri untuk menjauhi larangan dan perbuatan tercela seperti berzina, menipu dan hal lain yang diharamkan meski ada peluang untuk melakukannya.

Ketiga sabar dalam menghadapi musibah. Hal ini terkait dengan kemamapuan dini menahan dan mengendalikan amarah, keluh kesah, hingga tindakan yang tidak terpuji terutama saat tertimpa musibah, sakit, kehilangan harga, kematian hingga kemalangan lainnya.

Baca Juga:Viral! Cara Edit Foto Ala Selebgram yang Bikin Feed Instagram Jadi EstetikWisata di Rajagaluh Majalengka, Ada Apa Saja? Yuk Simak

Dari aspek sabar tentu memiki kaitan dengan perjalanan usaha seseorang baik dari sisi pewaris maupun perintis.

Perintis dinilai memiliki keuntungan untuk melakukan eksplorasi dan membuat pola sendiri. Dia tidak terikat dengan ekspektasi keberhasilan dan glorifikasi sukses di masa lalu.

Seorang perintis tentu akan menetapkan target dan pencapaiannya sendiri. Namun karena memulai sesuatu dari nol, jalan terjal tentu harus dihadapi dan daya tahan dalam menghadapinya akan menjadi kunci keberhasilan.

0 Komentar