Pertama, Terusan Suez. Pendapatan Mesir dari Suez anjlok dari $10,25 miliar pada 2023 menjadi hanya $3,99 miliar pada 2024. Penurunan drastis 61%. Konflik regional membuat kapal-kapal memilih rute lebih aman meski lebih mahal.
Faktor utamanya adalah konflik regional dan tekanan keamanan di Selat Merah. Kelompok Houthi di Yaman melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang melewati jalur tersebut sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina, membuat lalu lintas kapal terganggu, banyak kapal memilih rute memutar lewat Tanjung Harapan Afrika. Presiden Mesir sendiri menyebut bahwa gangguan regional memicu kerugian sekitar US$ 7 miliar dari pendapatan Suez tahun 2024.
Mesir butuh stabilitas kawasan agar Suez kembali ramai. Mesir juga butuh investasi infrastruktur liquefaction untuk menjadi hub gas alam regional. Mesir punya lokasi strategis untuk menghubungkan Afrika, Timur Tengah dan Eropa.
Baca Juga:Google Gemini AI yang Membuat Edit Foto Jadi Lebih MudahRevolusi Edit Foto dengan Kecerdasan Buatan: Mengubah Cara Kita Berkreasi Visual
Kedua, Mesir adalah negara Arab terbesar yang punya hubungan damai dengan Israel sejak 1979. Mesir bisa menjadi mediator “netral” yang melegitimasi proyek pipa gas ini di mata dunia Arab.
KTT Sharm El-Sheikh adalah ajang bargaining. Amerika dan sekutunya menawarkan investasi energi kepada Mesir dengan syarat mendukung proyek pipa gas Qatar-Eropa dan bantu “pacify” Gaza.
Eropa Kedinginan dan Qatar yang Tersenyum
Sejak Rusia menginvasi Ukraina, Eropa kehilangan 40% pasokan gas Rusia (melalui Nord Stream dan jaringan pipa) sebagai akibat sanksi dan pemangkasan kontrak. Harga LNG melonjak 300% antara 2021-2022. Negara-negara Eropa panik mencari pengganti Gazprom.
Qatar menguasai hampir 35% pangsa pasar LNG global. Saat ini Qatar tengah menjalankan ekspansi besar-besaran kapasitas LNG dari 77 juta ton per tahun menjadi 142 juta ton per tahun pada 2030 (naik 85%).
Qatar berupaya mengunci pangsa pasar Eropa, terutama karena mereka fleksibel dalam ekspor LNG spot dan kontrak jangka pendek. Di sinilah Qatar muncul sebagai penyelamat. Eropa membutuhkan gas. Qatar punya gas. Tapi ada satu masalah, bagaimana mengirimnya dengan efisien dan murah ?
Jawabannya adalah pipa gas. Bukan LNG yang harus didinginkan, dimuat ke kapal tanker, lalu dicairkan lagi. Pipa langsung dari Qatar ke Eropa akan menghemat biaya dan memastikan pasokan stabil.