MIMBARJUMAT.COM – Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati kembali mendapatkan suntikan dana segar dari APBD sebesar Rp150 miliar.
Rencananya, penyertaan modal ersebut akan diberikan sebesar Rp50 miliar dari APBD Perubahan Provinsi Jabar 2025 dan Rp100 miliar dari APBD 2026.
Penyertaan modal daerah (PMD) tersebut telah disepakati oleh Pemerintah Provinsi Jabar dan DPRD.
Baca Juga:Bandara Kertajati Rincian Jadwal dan Rute Penerbangan TerbaruPabrik Sandal Kasokandel Buka Loker! Ini Posisi yang Tersedia di PT Shoetown Footwear Industrial Indonesia
Kesepakatan tersebut merupakan hasil dari pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS) tahun anggaran 2025.
Suntikan modal tersebut diharapkan dapat membuat PT BIJB sebagai pengelola dapat mengoptimalkan bandar udara internasional di Kabupaten Majalengka itu.
Ketua Komisi III DPRD Jabar, Jajang Rohana mengungkapkan, penyertaan modal tahap pertama sebesar Rp50 miliar diharapkan dapat menyelesaikan persoalan operasional.
“Untuk tambahan Rp100 miliar di tahun 2025 alokasinya untuk pengembangan,” kata Jajang.
Menurut dia, penyertaan modal ini diharapkan dapat membuat BIJB Kertajati kembali beropasi.
Sebab, Bandara Kertajati kembali vakum setelah sempat kembali melayani penerbangan domestik dan internasional sejak 2024 hingga 2025.
Bandara ini terus mengalami pasang surut dalam operasionalnya. Setelah sempat beroperasi, kemudian berhenti karena kurangnya animo penumpang.
Baca Juga:Family Trip ke Majalengka? Ini 3 Wisata Kids Friendly yang Perlu DikunjungiDipecat PSSI, Kompensasi Patrick Kluivert Diperkirakan Rp33,8 Miliar
Langkah menutup Bandara Husein Sastranegara juga tidak mampu mendongkrak minat penumpang terhadap bandara yang ada di kota angin itu.
Calon penumpang justru lebih memiliki terbang dari Jakarta Timur yakni Bandara Halim Perdanakusuma karena tersedia transportasi Kereta Cepat Whoosh dari Bandung.
Jajang menambahkan, dukungan anggaran dari APBD Jabar 2025 dan 2026 terebut diharapkan dapat memacu manajemen PT BIJB untuk dapat kembali mengoptimalkan Bandara Kertajati.
Kemudian memulihkan kepercayaan publik terhadap bandar udara internasional yang menjadi kebanggaan dari Provinsi Jabar.
“Ini bisa untuk strategi promosi dan pemberian subsidi tiket. Jadi penerbangan dari Bandara Kertajati bisa lebih kompetitif,” tandasnya.
Ke depannya, Jajang yakin bahwa investasi Pemprov Jabar tidak akan sia-sia ke PT BIJB.
Sebab, bila Bandara Kertajati beroperasi optimal, tentu akan memberikan tambahan pendapatan asli daerah (PAD) yang signifikan bagi Pemprov Jabar.
“Saat ini Bandara Kertajati baru satu rute ke Singapura. Kita mensuport operasional agar bandara ini tidak mati,” tuturnya.