MIMBARJUMAT.COM – Banyak orang mencari ketenangan lewat pelarian duniawi dan menghabiskan banyak biaya.
Namun, upaya pencarian ketenangan tersebut seringkali berujung pada antiklimaks karena tidak didapatnya hal yang diinginkan.
Padahal, Imam Al Ghazali sejak Abad XI sudah menawarkan solusi spiritual untuk menyembuhkan lelah batin.
Baca Juga:Faktor Umur, 6 Pemain Timnas Indonesia yang Tak Bisa Lagi Gabung di Kualifikasi Piala Dunia 2030Gratis! Cukup Pakai Prompt Ini di Google Gemini AI, Kamu Bisa Edit Foto Ala Profesional seperti Hasil Studio
Tulisan ini akan mengulas self healing ala Imam Al Ghazali untuk menyembuhkan lelah batin yang membuat Anda kehilangan semangat menjalani hari-hari.
Self healing menurut Imam Al Ghazali adalah menenangkan hati dan pikiran. Sehingga jauh dari kegelisahan.
Seperti diketahui, banyak orang cari healing ke tempat-tempat indah. Tapi luka batin bukan disembuhkan dari luar.
Imam Al Ghazali sejak abad ke-11 sudah kasih jalan: Healing yang paling dalam adalah saat jiwa kembali pada Allah.
Secara umum, Imam Al Ghazali mengajarkan 3 hal berikut ini untuk dapat mendapatkan ketenangan jiwa.
- Takhalli – kosongkan hati dari iri, dengki, riya
- Tahalli – hiasi hati dengan akhlak mulia
- Tajalli – rasakan kehadiran Allah dalam hidupmu
Self-healing sejati adalah proses jiwa. Bukan pelarian, tapi perjumpaan. Belakangan ini, masalah kesehatan mental memang menjadi isu yang menarik diulas.
Sebab, banyak orang merasakan kurangnya ketenangan jiwa dan hidup dipenuhi kegelisahan.
Baca Juga:Cara Membuat Video AI dengan Google Veo 3 untuk PemulaSurga Tersembunyi Wisata Majalengka! Keindahan Wisata Alam Curug Ibun Pelangi
Hal ini tidak lepas dari tuntutan kehidupan yang serba cepat, tuntutan memenuhi target dan beban pekerjaan.
Rentetan tersebut membuat seseorang larut dalam keseharian yang kurang bermakna untuk kehidupan.
Hari-hari yang dipenuhi dengan rutinitas dan pengulangan, dapat membuat hidup dalam suasana kejenuhan.
Kehidupan modern yang semakin individual juga membuat banyak orang mengalami kesepian, tidak memiliki tempat untuk sekadar berbagi cerita dan merasa didengarkan.
Pada akhirnya masalah yang dihadapi seolah terpendam dan menjadi ganjalan dalam kehidupan yang dijalani.
Masalah mental dan kesehatan jiwa semacan ini pada akhirnya dapat berakumulasi menjadi depresi.
Menurunnya kesehatan mental tentu tidak bisa dianggap enteng, karena dapat berpengaruh pada banyak hal.
Bahkan, kesehatan mental juga dapat mempengaruhi kesehatan seseorang secara signifikan seiring meningkatnya stres karena tekanan hidup.
Oleh karenanya, upaya mendapatkan keseimbangan dalam hidup penting untuk dapat dipenuhi.