Jembatan Strategis atau Target Pengaruh? Barat, Brics dan Posisi Prabowo

pujian donald trump kepada prabowo subianto
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melayangkan pujian kepada Presiden RI, Prabowo Subianto. Foto: Presiden Republik Indonesia/Ig - mimbarjumat.com
0 Komentar

MIMBARJUMAT.COM – Pujian bertubi-tubi dari Donald Trump ke Presiden Prabowo Subianto di sela KTT Perdamaian Gaza 2025 di Sharm el-Sheikh bukan sekadar basa-basi diplomatik.

Ditambah lagi, pernyataan mengejutkan Benjamin Netanyahu yang menyebut “pidato Prabowo di PBB sebagai suara baru dari dunia Muslim moderat,” memberi sinyal bahwa dinamika hubungan antara Barat dan Indonesia tengah memasuki fase yang jauh lebih strategis.

Kita perlu bertanya bahwa apakah ini sekadar diplomasi pragmatis, atau bagian dari gerakan pengaruh Barat/NATO untuk menempatkan Prabowo dalam orbit kepentingan mereka.

Baca Juga:Boikot Trans7 karena Apa? Ponpes Al Mizan Jatiwangi Sebut Soal MarwahPatrick Kluivert Minta Maaf, Tak Ada Kata-kata Mau Mundur

Bahkan ketika Indonesia kini telah resmi menjadi anggota penuh BRICS (Blok Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan)?

Panggung Baru Prabowo di Dunia

Data terbuka menunjukkan bahwa sepanjang 2025, Prabowo memainkan peran aktif di dua poros besar geopolitik yaitu Barat dan BRICS.

Menurut laporan Sekretariat Kabinet RI, kehadiran Prabowo di KTT BRICS 2025 di Kazan menandai langkah resmi Indonesia sebagai anggota penuh blok tersebut, yang tentu ini adalah sebuah pencapaian yang mempertegas orientasi multipolar Indonesia.

Namun, hanya beberapa bulan kemudian, ia juga tampil menonjol di KTT Perdamaian Gaza yang dipimpin langsung oleh Donald Trump dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, yang tentunya dua tokoh ini mewakili spektrum politik dan kepentingan Barat yang khas.

Dalam forum itu, “momen mikrofon menyala” ketika Prabowo meminta pertemuan pribadi dengan Eric Trump menjadi viral, memperlihatkan lapisan hubungan personal yang jarang terekam secara terbuka dalam hubungan antarpemimpin negara.

Sementara BRICS sendiri berkembang menjadi arsitektur ekonomi dan politik tandingan terhadap dominasi Barat.

Laporan yang diterbitkan oleh Third World Quarterly menilai bahwa BRICS bukan lagi sekadar forum ekonomi, melainkan “poros ideologis Global South” yang menantang hegemoni institusi Barat seperti G7 dan IMF.

Baca Juga:Cuma Copy Paste Prompt Ini, Bisa Foto Realistis Bareng Nailong yang Viral!Israel – Palestina Gencatan Senjata di Gaza, Pertanda Kemenangan Sudah Dekat?

NATO memperluas jangkauan pengaruhnya di Asia-Pasifik. Dokumen strategis “NATO Engagement in the Indo-Pacific?” menyebut Indonesia sebagai “pemain kunci non-anggota” yang perlu didekati secara halus, terutama lewat kerja sama keamanan non-tradisional dan pelibatan elit militer senior.

0 Komentar