MIMBARJUMAT.COM – Tren yang berkembang belakangan ini yakni awakening, dimensi kesadaran, channeling, manifestasi hingga clearing energi, kerap dikaitkan dengan aspek spiritual.
Namun, terkadang tren tersebut tidak sesuai dengan prinsip agama. Sebab, spiritualitas bukan hanya mengenai pengalaman mistis atau kemampuan supranatural.
Spiritualitas mesti dimaknai dengan upaya sungguh-sungguh membersihkan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Baca Juga:Garut Rasa Bali di Kampung Muara Sunda RestoD'Saung Garden Resto, Rumah Makan Lesehan Nyaman di Majalengka
Imam Al Ghazali menyatakan bahwa iblis bisa menipu orang beriman lewat rasa bangga, kesan spiritual hingga pujian.
Oleh karena itu mari mendalami apa yang dimaksud spiritualitas semua agar tidak tertipu dan terjebak pada aspek ego.
Spiritualitas Semu, Apa Itu?
Spiritualitas semu adalah keyakinan yang tidak didasari pada esensi atau tujuan spiritual sesungguhnya. Melainkan sebatas ego yang bersifat dangkal, tidak tulus, dan berpotensi menyesatkan.
Biro Psikologi Pendekatan Tokoh Islam (PPTI Indonesia) memberikan penjelasan bahwa yang membedakan spiritualitas sesungguhnya terletak pada ajaran esoteris dari tradisi agama yang otentik.
Kemudian didasari para guru spiritual yang benar. Sehingga seseorang dapat menemukan jati diri dengan komitmen mendekatkan diri kepada tuhan dan membersihkan jiwa.
“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, pasti Kami tunjukkan jalan-jalan Kami.” QS Al Ankabut (29):69.
Tipu Daya Iblis
Dalam Asnaful Maghrurin karya Imam Al Ghazali dijelaskan bahwa iblis sangat pandai menipu manusia.
Baca Juga:Purbaya Yudhi Sadewa dan Dialektika Baru Politik Ekonomi IndonesiaIKA Smanpasa Gelar Campus Fair, Ini Tujuannya
Bahkan mereka yang tampak saleh, dermawan, ilmuwan, ahli ibadah hingga pelaku spiritual.
Ciri tipu daya iblis muncul ketika seseorang merasa beberapa hal ini;
- Merasa berbangga diri dan haus pujian
- Mengejar materi lewat jalan spiritual
- Mengaku-ngaku sebagai titisan Ilahi atau wali
- Menyepelekan syariat
- Terjebak dalam pengalaman mistis yang menipu
Berikut adalah contoh perilaku spiritualitas semu;
1. Ritual tanpa akhlak; Ibadah tampak sempurna, tetapi perilaku tetap buruk.
2. Narsisis spiritual; Merasa paling suci dan istimewa, haus validasi atau pengakuan, manipulatif dan kurang empati.
3. Kenetangan instan; Menutupi luka batin dengan spiritualitas bukan berani menghadapi diri sendiri.
4. Mengejar sensasi; Tergoda dengan pencerahan yang instan, keajaiban atau praktik yang menyimpang.
5. Penampilan rohani palsu; Mengutip ayat atau simbol agama demi citra rohani tanpa benar-benar memahami dan tulis.