7 Tips Mengenali Kekurangan Diri Menurut Islam

mengenali kekurangan diri menurut islam
Tips mengenali kekurangan diri menurut Islam. Simak ulasannya. Foto via Nabawi Mulia/tangkapan layar - mimbarjumat.com
0 Komentar

Meski mungkin cara penyampaian atau ucapannya keras, tetapi terimalah kritik tersebut.

Orang cerdas akan menyaring kritik dengan meninggalkan kebencian dan mengambil kebenaran atau hikmahnya.

4. Bercermin pada kekurangan orang lain

Saat melihat kesalahan orang lain, tempatkanlah diri kita menjadi pribadi yang objektif. Jangan langsung memberikan celaan.

Baca Juga:Fenomena Spiritualitas Semu, Apa Itu?Garut Rasa Bali di Kampung Muara Sunda Resto

Kesalahan tersebut justru perlu dijadikan cermin dengan cara bertanya pada diri sendiri: “Apakah aku juga seperti itu?”

Rasulullah SAW bersabda; “Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin yang lainnya.” (HR Abu Dawud)

5. Membaca buku tentang hati

Kitab tentang penyakit hati seperti karya Imam Al Ghazali dan ulama lainnya, membantu memahami sifat buruk yang mungkin ada pada diri kita dan tidak disadari.

Membaca adalah cara bercermin lewat pengalaman pada ulama. Ilmu bukan sekadar informasi, tapi cahaya yang menyingkap tabiat jiwa.

6. Memohon bimbingan Allah

Mintalah agar Allah membuka mata hati kita, memperlihatkan kekurangan dan memberi kekuatan untuk memperbaikinya.

Imam Al Ghazali berkata: “Jika Allah mencintai seorang hamba, Dia akan memperlihatkan kepadanya kekurangan dirinya.”

7. Muhasabah

Muhasabah atau introspeksi diri merupakan hal yang sangat penting.

Sayyidina Umar bin Khattab RA berkata; “Hendaklah kakian menghisab diri kalian sebelum kalian dihisab.”

Baca Juga:D'Saung Garden Resto, Rumah Makan Lesehan Nyaman di MajalengkaPurbaya Yudhi Sadewa dan Dialektika Baru Politik Ekonomi Indonesia

Melatih diri dengan mengevaluasi perbuatan setiap hari, dapat membuat kita lebih siap menghadapi hisab di akhirat.

Nah itulah 7 tips mengenali kekurangan diri menurut Islam. Bila Anda merasa artikel ini bermanfaat, silakan dibagikan.

Sumber: Ihya Ulumuddin (Al Ghazali), literatur lainnya, PPTI Indonesia

0 Komentar