MIMBARJUMAT.COM – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah resmi mengumumkan 1 Ramadan 2026 jatuh pada Rabu, 18, Februari 2026.
Sementara untuk 1 Syawal atau Idul Fitri jatuh pada Jumat, 20, Maret 2026.
Pengumuman tersebut didasarkan pada penggunaan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).
Bukan hanya mengumumkan 1 Ramadan 2026, PP Muhammadiyah bahkan sudah merilis kalender ibadah dan keagamaan sampai dengan 30 tahun mendatang.
Hamim Ilyas, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menjelaskan bahwa kalender hijrian global tunggal menjadi acuan sejak 1447 Hijriah atau di tahun 2026.
Baca Juga:Berapa Stasiun di Garut? Simak Yuk di SiniMenjelajahi Rasa Khas Garut: Dodol dan Burayot yang Menggoda Selera
“Kalender ini produk dari OKI (Organisasi Kerjasama Islam). Mereka berharap umat Islam menggunakan KHGT,” tutur Hamim, Jumat, 26, September 2025.
Dijelaskan Hamim, penggunaan KHGT sudah sesuai dan memenuhi aspek kepatuhan syariah dan akurasi keilmuan.
Bahkan KHGT sudah dapat menyusun kalender sampai dengan 30 tahun ke depan. Meski sebenarnya, perhitungan bisa saja dilakukan sampai 350 tahun mendatang.
Penggunaan KHGT
Sebagai informasi, penggunaan KHGT merupakan keputusan dari Muktamar Muhammadiyah yang dilaksanakan pad a2015 di Kota Makassar.
Tetapi keputusan tersebut baru diterapkan pada 1447 Hijriah atau tahjun depan.
Padahal, KHGT ini sudah diperkenalkan OKI pada tahun 2008 dan digunakan negara lain seperti Turki hingga Arab Saudi.
Harapannya, penggunaan KHGT dapat mempermudah umat Islam untuk menentukan hari besar keagamaan dan ibadah.
Sekaligus adanya keseragaman di berbagai negara muslim.
Kendati demikian, penggunaan KHGT ini belum diadopsi oleh pemerintah khususnya di Indonesia.
Baca Juga:Rekomendasi Villa di Garut, Tempat Ideal untuk Liburan Keluarga Tahun 2025Eksplor 10 'Surga' Wisata Alam Garut yang Lagi Hits di 2025, Liburan Jadi Makin Seru
Pemerintah masih menggunakan metode sidang isbat dan rukyatul hilal atau pengamatan secara langsung.
Oleh karena itu, seringkali terjadi perbedaan antara keputusan pemerintah dan Muhammadiyah dalam hal penentuan 1 Syawal maupun 1 Ramadan.
Landasan KHGT
Sementara itu, mengacu pada penjelasan laman resmi KHGT, dijelaskan bahwa latar belakang adanya kalender hijrian tunggal tersebut tidak lain adalah menjawab kebutuhan umat.
“Umat Islam di seluruh dunia masih sering menghadapi disparitas dalam memulai ibadah utama seperti puasa Ramadan dan Idul Fitri,” demikian keterangan KHGT.
Adanya perbedaan ini, kerap menimbulkan kebingungan hingga perdebatan. Sehingga justru memicu potensi keregangan persatuan umat.
Oleh karena itu, KHGT diusulkan agar dapat menjadi solusi di mana terjadi keseragaman. Misalnya dalam menentukan waktu memulai ibadah utama seperti Ramadan dan Idul Fitri.